Dipo Depok

Bertepatan dengan peringatan 30 tahun tragedi Bintaro pertama, yang tanggalnya juga dikenal dalam judul sebuah lagu yang dibawakan oleh band Seurieus, GM-MarKA bersama dengan Campursari Transportasi melakukan kunjungan gabungan ke dipo KRL terbesar di Asia Tenggara, yaitu Dipo Depok.

Dipo Depok merupakan sebuah dipo khusus kereta rel listrik yang terletak sekitar 1 kilometer di selatan Stasiun Depok dan masuk ke dalam wilayah administratif Kelurahan Depok di Kecamatan Pancoranmas dan Kelurahan Ratujaya di Kecamatan Cipayung, Kota Depok. Dipo Depok memiliki luas puluhan ribu hektar dengan kapasitas tampung sekitar 400 unit kereta. Dipo ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, secara jarak jauh dan bersamaan dengan peresmian jalur ganda Kutoarjo-Yogyakarta pada tahun 2006.

Dipo Depok merupakan dipo yang membawahi KRL-KRL dari Tokyo Metro yaitu seri 05, 6000 baik yang bersistem traksi Chopper maupun VVVF, 7000, dan i9000 yang lebih dikenal dengan sebutan “KFW” atau “Kipaw”. Selain KRL-KRL tersebut, dipo Depok juga dititipkan satu unit track motor car (TMC) milik Kementerian Perhubungan dan juga KRL seri 6000 dari Toei yang digunakan sebagai pelangsir.

Sesi penjelasan dan sharing di ruang rapat gedung kantor dipo Depok

Kunjungan GM-MarKA dan Campursari Transportasi ini dilakukan mulai pukul 13:00-15:30. Hujan mewarnai waktu kunjungan kali ini, sehingga waktu kunjungan pun lebih banyak dihabiskan secara indoor ketimbang outdoor. Sesampainya di dipo Depok, peserta langsung menuju ruang rapat dipo Depok yang berada di lantai dua gedung kantor di bagian selatan dipo. Peserta kunjungan langsung disambut oleh staff humas Kereta Commuter Indonesia (KCI), Akbar. Setelah berbincang-bincang sambil menunggu hujan reda, peserta langsung turun ke bawah untuk kemudian berkeliling ke area dipo.

Melihat tumpukan roda-roda yang baru didatangkan dari Jepang

Melihat rangkaian BOO120 yang baru selesai perawatan akhir

Hal pertama yang dilihat oleh peserta adalah KRL seri 205 rangkaian BOO120 yang baru saja selesai menjalani perawatan akhir lengkap di dipo Depok yang sedang dicuci di jalur cuci, sebelum diujicobakan besok hari. Berjalan sedikit ke selatan, peserta kemudian melihat-lihat tumpukan roda baru dan roda bukan baru yang didatangkan dari Jepang. Menurut penjelasan dari pihak KCI, roda-roda tersebut merupakan roda yang nantinya akan digunakan untuk menambal roda-roda tipis pada beberapa rangkaian formasi 10 dan 12 kereta yang saat ini terpaksa diperpendek menjadi 8 atau 10 kereta akibat krisis roda yang mendera dalam beberapa bulan terakhir.

Setelah itu, peserta melihat bagian belakang workshop perawatan lengkap, yang kini tidak diizinkan untuk dimasuki peserta kunjungan dari manapun dikarenakan kesibukan di dalam workshop. Selain itu, peserta melihat pula tiga rangkaian seri 6000 Metro yang dua di antaranya sedang berstatus tidak siap operasi akibat masalah roda.

Mantan? Dikubur aja!

Kemudian, peserta diarahkan menuju “taman pemakaman kereta”, di mana KRL-KRL Toei 6000, Tokyu 8500 rangkaian 8611F, dan beberapa KRL lain ditanahkan karena tidak lagi dipakai untuk efisiensi jalur stabling KRL, dikarenakan semakin banyaknya jumlah KRL dalam jajaran armada KCI. Setelah itu, peserta kemudian kembali ke gedung kantor dipo Depok untuk bersiap pulang. Meskipun waktu kunjungan telah berakhir pukul 15:30, namun peserta diperbolehkan menunggu hujan reda sambil melanjutkan bincang-bincang yang tertunda pada saat masih berkegiatan outdoor.

Kegiatan kunjungan ini merupakan program baru dari KCI yang dilakukan setiap dua kali setahun untuk komunitas-komunitas pengguna maupun pecinta KRL. Konsep ini terinspirasi dari kegiatan open house dipo di Jepang, meskipun masih terhitung lebih bersifat terbatas ketimbang di Jepang yang sudah lebih umum.